PuraLempuyang, Surga di Pulau Dewata: Pura Lempuyang Luhur salah satunya objek wisata di Bali, dan sebagai tempat suci untuk umat Hindu, pura berada
Akhir tahun 2015, usai menyelam sehari di sekitaran area Padangbai, mencoba menjelajah area Karangasem, Bali Timur. Konon, daerah Karangasem ini memang merupakan kawasan peradaban tertua di Bali. Salah satu yang menarik dan direferensikan saat itu adalah Pura Lempuyang dan Desa Adat Tenganan. Jika Pura Besakih merupakan kompleks pura terbesar di Bali, nah kalau Pura Lempuyang ini memiliki status yang sama pentingnya dengan Pura Besakih. Bahkan Pura Lempuyang ini diduga paling tua keberadaaanya di Bali. Lempuyang sendiri berasal dari kata “lampu”, yang artinya sinar dan “hyang” untuk menyebut Tuhan, sehingga Lempuyang diartikan sinar suci Tuhan yang terang benderang. Komplek Pura Lempuyang ini terdiri dari tujuh pura yang terletak di lereng Gunung Lempuyang. Menarik sekaligus menantang, dan masih jarang wisatawan yang singgah ke sana. Lebih banyak didominasi oleh penduduk lokal yang berkunjung untuk berdoa. Karena buat masyarakat Hindu Bali, selayaknya, mereka memang harus pernah dan menyempatkan diri untuk sembahyang di Pura ini. Ternyata, akhir-akhir ini, area penataran Pura Lempuyang, menjadi tempat yang instagrammable dan sering dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara, untuk berpose di antara gapura dan jika beruntung langit sedang cerah, dapat latar pemandangan gunung Agung di belakangnya. Jadilah, pertengahan tahun 2018, datang kembali mengajak teman, untuk berburu foto di halaman pura tersebut, karena sebelumnya datang sendirian dan lebih menikmati perjalanan hingga ke puncak gunung Lempuyang. Tiba di area parkiran Pura Lempuyang, sudah disambut oleh pemandangan sebuah pura yang cukup megah. Namun pengunjung harus lapor dulu dan membayar tiket, sebelum benar-benar masuk dan melihat pura megah tersebut. Di sana tersedia pemandu lokal yang siap mengantar. Beliau menjelaskan gambaran rutenya, dimana nanti akan ada persimpangan, yang satu bisa langsung menuju ke pura Lempuyang Luhur, yang berada di puncak gunung Lempuyang, dan satu lagi rute panjang, dimana pengunjung bisa melewati ketujuh pura yang ada di lereng gunung tersebut. Waktu yang diperlukan lebih kurang tiga sampai empat jam dengan jalan santai. Saat itu, ingin sekali didampingi pemandu, hanya sekedar demi memotret diri, tapi karena terlalu mahal, akhirnya nekad jalan sendiri, dan diberi peta jalan, agar tidak tersesat nantinya. Oh ya, seperti layaknya pura lainnya di Bali, kita wajib memakai sarung, meski sudah pakai celana panjang, dipadu dengan busana atasan yang sopan atau berlengan. Boleh bawa sarung sendiri atau sewa di loket masuk. Matahari masih ada di sisi timur, masih pagi dan teriknya belum terlalu menyengat, ketika memulai langkah masuk ke pura yang pertama, Pura Penataran Lempuyang. Pura yang besar dan megah, yang sudah tampak sejak di lokasi parkiran tadi. Beberapa bapak-bapak berseragam kaos hijau sedang membersihkan area pelataran. Mereka bukan tukang sapu, tapi paguyuban umat Hindu di sekitar pura yang kerja bakti pagi itu. Mereka selesai sembahyang dan memungut sampah di halaman depan pura, kemudian berfoto bersama. Alhasil jadi tukang foto dadakan dech, padahal maksud hati ingin difotokan, hehehe… Dari pura pertama ke pura berikutnya cukup jauh jaraknya. Jalan penghubungnya masih berupa aspal dan bisa ditempuh dengan ojek sebenarnya, namun pagi ini membiarkan memberi pemanasan pada kaki, sebelum benar-benar naik ke puncak. Pura kedua adalah Pura Telaga Emas, tidak jauh dari lokasi parkiran ojek, titik terakhir dimana kendaraan boleh naik. Puranya ditandai dengan warna emas pada atapnya. Sepagi ini, sudah ada sekelompok penduduk lokal yang sembahyang di sana. Setelah dari Pura Telaga Emas, jalanan mulai tertata rapi berupa undakan tangga dari semen dengan kanan kiri pohon, mulai terasa suasana hutan. Jangan khawatir tersesat, ikuti saja jalannya, sampai menemukan pertigaan, seperti yang dikatakan pemandu di awal. Panah satu menuju Lempuyang Luhur, atau langsung menuju puncak, panah satu lagi menuju Lempuyang Madya, dengan rute panjang. Kanan kiri jalan mulai tampak warung yang menjajakan minuman segar dan makanan. Namun karena langkah masih belum jauh, sehingga diniatkan untuk lanjut jalan saja. Tidak jauh dari pertigaan tersebut, ketemulah dengan Pura Telaga Sawang. Pura kecil namun mulai terasa berpijak di ketinggian. Depan gapuranya menghadap ke lereng bukit, sehingga warna hijau daun dan langit biru berpadu dengan cantik. Sudah jauh dari pemukiman warga dan hiruk pikuk kota. Melangkah lagi dengan santai dan menikmati udara pegunungan, akhirnya sampai di Pura Lempuyang Madya. Komplek puranya cukup luas dan banyak penduduk lokal yang sedang berdoa di sana. Salah seorang pemangku adat mengundang masuk ke padepokan dan menawarkan jajanan berupa buah-buahan segar. Ngiler sich, namun berusaha menolak dengan halus, karena sungkan, hehehe…. Setelah ngobrol banyak, pemangku menawarkan ikut temannya yang hendak berjalan naik, giliran tugas memimpin doa di puncak, katanya. Pemangku tampaknya khawatir membiarkan seorang perempuan jalan sendiri menuju ke puncak. Namun karena tidak ingin menjadi beban, akhirnya memilih berjalan santai dan menjaga jarak dengan teman pemangku tersebut. Menikmati alam tanpa dikejar target dan waktu. Jalanan dari Lempuyang Madya terus menanjak, namun tetap melewati rute rapi dengan tanjakan berupa semen. Rute tangga yang tertata rapi ini, menjadi penunjuk jalan yang sangat efektif. Tidak banyak sampah ditemukan di jalanan, karena kebanyakan pendatang adalah orang lokal yang niatnya berdoa dan sangat menjaga alam ini. Semoga, wisatawan lain yang ingin mencoba berkunjung setelah membaca ini, tetap bisa menjaga kebersihannya ya. Banyak tempat sampah disediakan di kanan kiri jalan, jadi manfaatkanlah. Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya tiba di tulisan Puncak BisBis. Terpikir bahwa area puncak sudah dekat setelah ini, namun ibu-ibu di warung dekat Puncak Bisbis berkata bahwa ini masih separu perjalanan, masih jauh untuk sampai puncak. Dan mereka menawarkan untuk jalan bareng, karena setelah ini, rutenya merupakan kawasan geng monyet alias banyak monyet hutan yang siap “ngompas” di tengah jalan. Setelah menunggu mereka berdoa sejenak di Pura Puncak Bisbis, akhirnya perjalanan dilanjutkan. Salut juga, beberapa peserta rombongan ini ada yang umurnya 60 tahun lebih tapi masih kuat jalan. Meski melangkah dan menapaki tangga perlahan, namun mereka tetap semangat. Sambil sesekali memotret wajah mereka, menjadi hiburan tersendiri buat mereka untuk mengusir lelah. Saat berhenti sejenak untuk tarik nafas dan istirahat, mereka menawarkan bekal cemilan. Solo traveler never alone bukan, hehhehe… Jalanan terus menanjak, sampai akhirnya tiba di gapura besar. Menarik nafas lega, karena jalanan tampak habis, seolah ini adalah puncaknya. Ternyata salah. Ini adalah pura Pasar Agung dan menuju puncak masihlah perjuangan, karena di balik pura tersebut, terdapat jalur menanjak lagi untuk menuju puncak. Rombongan ibu-ibu masih istirahat dan sembahyang, sehingga saatnya ijin pamit dan membiarkan kaki ini lanjut melangkah mengejar rasa penasaran. Jalanan masih saja rapi dengan tangga dan sempat ketemu sepasang suami istri yang mau sembahyang di puncak. Mereka mengajak jalan bareng, karena setelah inilah, serbuan geng monyet beneran dimulai. Dan benar saja, monyet-monyet itu sangat peka dengan bunyi kresek-kresek dan langkah kaki manusia. Cukup bawa tongkat untuk mengusir mereka menjauh. Wajah kita harus cukup garang untuk mengusir monyet tersebut, karena mereka bener-bener seperti preman di kawasan sini. Setelah disibukkan dengan monyet-monyet tersebut, justru tidak terasa, akhirnya sampailah di Puncak Lempuyang Luhur. Tampak beberapa rombongan sedang berdoa di Pura Lempuyang Luhur. Gerbang Gapura tepat menghadap ke Puncak Gunung Agung. Sungguh pemandangan yang sangat istimewa. Empat jam perjalanan terbayar sudah lelahnya, menapak di mdpl tanah Bali. Tidak ada wisatawan satupun yang berkunjung hari itu, semuanya para penduduk lokal yang niatnya berdoa. Suasana masih sangat sakral disana. Kita bebas foto asal tidak membuat kegaduhan dan mengganggu jalannya upacara adat. Sampai di puncak pun ada beberapa penjaja makanan yang berjualan, menyambut pendatang yang lelah atau lapar. Awas, siap-siap rebutan dengan monyet yang tiba-tiba muncul merebut, hehehe… Perjalanan turun jauh lebih cepat, hanya memakan waktu satu jam saja. Dengan terik mentari yang mulai menyengat dan perut kosong, serasa memacu langkah lebih cepat untuk tiba di parkiran. Setelah sekian lama menjelajah Bali, tidak menyangka ada komplek pura di lereng Gunung Lempuyang ini. Bangga juga, Indonesia punya peninggalan seperti ini. Masih sakral dan alami. Semoga wisatawan nantinya yang ingin menapakai perjalanan “ritual” di komplek ini, mau turut bertanggung jawab menjaga alam dan kebersihannya. Saat ini, memang sudah mulai ramai oleh pengunjung, namun sebatas sampai di Pura Penataran Lempuyang, karena memang pemandangan dari penataran saja sudah sangat menarik. Bahkan, beberapa pemandu lokal juga menyewakan kaca, untuk mendapatkan hasil foto dengan efek mirroring, seperti kalau foto di depan danau, dimana bayangan pada air akan memantulkan gambar serupa. perjalanan berlanjut ke Desa Adat Tenganan… based on our journey on 31 Dec 2015 & 3 Jun 2018 Has published Tribun Jateng, 21 Juli 2016 Harian Surya, 13 Des 2020 Youtube Harian Surya Views 1,849 Sembahyangdi Pura Penataran Ped Nusa Penida - KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KLUNGKUNG. Sejarah Pura Campuhan Windhu Segara - urutan melukat. Kisah Kegaiban Pura Batu Mas Kuning & Munculnya Rumput Laut Jenis Baru Setelah karya Agung | SUKADANA MEDIA. Pura Sakenan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Kerauhan Massal di Pura Dalem Pura Lempuyang Luhur ialah sebuah pura yang terletak di bagian timur Pulau Dewata, tepatnya berada di Kabupaten Karangasem. Pura ini mulai ramai diperbincangkan sekitar 3 tahun lalu, ketika banyak yang posting foto ketika berada di sebuah gapura dengan latar Gunung Agung yang gagah. Gerbang tersebut berjuluk “The Gate Of Heaven” atau gerbang surga. tangga menuju gerbang surga. google maps. sumber Elena Divinets Simak juga tempat wisata populer di Bali Banyak wisatawan yang kagum dan takjub akan keindahan dari pura terbesar dari paling penting di Bali itu. Pura Lempuyang berada di ketinggian mdpl. Dan untuk menuju spot foto yang sedang viral tersebut, kamu harus menaiki anak tangga yang cukup banyak dan curam. FYI ni, lokasi untuk berfoto yang sedang viral saat ini bernama Pura Penataran Agung Lempuyang yang berada di kawasan Gunung Lempuyang. Sedangkan Pura Lempuyang Luhur, lokasinya berada di puncak gunung. Asal Muasal Nama Pura Lempuyang Keberadaan Pura Lempuyang tak terlepas dari sejarah atau legenda, terdapat beberapa versi akan hal tersebut. Mari kita awali dengan asal mula nama dari pura yang sangat dihormati tersebut. Kata Lempuyang berasal dari kata “lempu” dan “hyang”. Lempu artinya sinar sedangkan hyang merupakan sebutan untuk Tuhan. Sehingga Pura Lempuyang memiliki arti sinar Tuhan yang terang benderang. Karena memang Pura Lempuyang ini letaknya di sebelah timur Pulau Bali, dimana merupakan tempat awalnya matahari terbit. alam yang indah. google maps. sumber Владимир Петращук Simak review wisata Tirta Empul di Bali Ada pula yang mengatakan bahwa kata Lempuyang berasal dari jenis tanaman yang digunakan untuk bahan memasak. Yang dikaitkan dengan nama-nama Banjar atau Dusun yang ada di sekitar Pura Lempuyang. Selain itu ada yang mengatakan kata Lempuyang berasal dari kata “empu” yang artinya menjaga. Hal tersebut berdasarkan sebuah sumber yang menyebutkan bahwa Hyang Pasupati mengutus ketiga putranya untuk menjaga Bali Dwipa dari segala guncangan dan bencana alam. Sejarah Pura Lempuyang Jika mengacu pada Lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul, yang menyatakan bahwa Sang Hyang Parameswara atau Sang Hyang Pasupati membawa gunung-gunung yang ada di Bali dari Jambudwipa yaitu India Gunung Mahameru. Potongan Gunung Mahameru tersebut kemudian dipecah menjadi tiga buah bagian yang cukup besar, dan beberapa bagian dengan ukuran kecil. Dimana bagian tengah menjadi Gunung Batur dan Gunung Rinjani. Sedangkan untuk puncak gunungnya menjadi Gunung Agung, yang merupakan gunung tertinggi yang ada di Pulau Bali. Sedangkan untuk pecahan yang ukurannya kecil menjadi deretan gunung-gunung yang saling terhubung. Seperti Gunung Pengalengan, Beratan, Nagaloka, Pulaki, Puncak Sangkur, Bukit Rangda, Trate Bang, Padang Dawa, Andhakasa, Sraya, Uluwatu, Tapsai, dan Gunung Lempuyang itu sendiri. pura yang sangat penting bagi umat hindu. google maps. sumber zuryana 65 Baca juga info seputar Nusa Lembongan Dalam Lontar tersebut disebutkan pula bahwa Sang Hyang Parameswara atau Hyang Pasupati menugaskan putra beliau yang bernama Sang Hyang Agni Jaya Sakti untuk turun ke Bali dengan tujuan menjaga kesejahteraan Pulau Bali. Sang Hyang Agni Jaya Sakti kemudian beristana di Pura Luhur Lempuyang beserta beberapa dewa lainnya ikut turun ke Bali. Maka tak heran jika Pura Lempuyang menjadi begitu penting di kalangan umat Hindu. Sedangkan berdasarkan Lontar Markandeya Purana, Pura Lempuyang didirikan oleh Rsi Markandeya sekitar abad ke-8 M sebagai tempat persembahyangan sekaligus menyebarkan ajaran agama Hindu. Pura Lempuyang terbagi menjadi tiga mandala, yakni Lempuyang Sor, Lempuyang Madya, dan Lempuyang Luhur. Lokasi dan Alamat Pura Lempuyang Lokasi Pura Lempuyang berada di ujung timur Pulau Bali, tepatnya berada di lereng timur dari Gunung Lempuyang. Sedangkan untuk alamat dari Pura Lempuyang berada di Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali. Cara menuju Pura Lempuyang jika berangkat dari kota Denpasar dengan menuju kota Amlapura yang merupakan ibukota dari Kabupaten Karangasem. Atau bisa juga dengan menuju Semarapura dan mengambil arah ke Besakih. Waktu tempuh perjalanan sekitar 2 jam jika berangkat dari kota Bali. Saat ini parkir kendaraan mobil akan dialihkan menuju lokasi parkir yang sudah tersedia, kemudian untuk menuju Pura Lempuyang kamu harus menggunakan shuttel bis. Sedangkan untuk yang menggunakan sepeda motor, dapat terus melaju hingga lokasi dekat loket masuk. Setelah turun dari shuttel bis, kamu harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 5 hingga 10 menit. Atau dapat pula dengan menggunakan jasa ojeg, dan membayar sekitar Rp. cara lain menikmati gunung agung. google maps. sumber raden fr Simak juga review seputar Nusa Penida Jam Buka Pura Lempuyang Jam operasional dari Pura Lempuyang sendiri dibuka setiap hari Senin hingga Minggu selama 24 jam nonstop. Waktu terbaik berkunjung ke pura ialah di pagi dan sore hari, serta ketika cuaca sedang cerah supaya dapat mengambil view Gunung Agung dengan sempurna. Tiket Masuk Pura Lempuyang Tiket masuk Pura Lempuyang sebesar Rp. per orang itu sudah termasuk kain yang harus kamu gunakan ketika berkunjung ke Pura Lempuyang. Biaya naik shuttle bis sebesar Rp. untuk pulang pergi. Fasilitas Pura Lempuyang Fasilitas umum yang ada di sekitar Pura Lempuyang diantaranya Shuttel bis Toilet Warung-warung makanan dan minuman Daya Tarik Pura Lempuyang 1. Gates Of Heaven the gates of heaven. google maps. sumber Cristian Bucur Photography Baca juga wisata keluarga di Waterbom Bali Ini yang menjadi favorit pengunjung ketika mengunjungi Pura Lempuyang. Yakni sebuah gerbang dengan tampilan keindahan alam yang menakjubkan ditambah dengan gagahnya Gunung Agung. Pengunjung dapat berfoto di gerbang tersebut dengan bantuan juru foto setempat, hingga menghasilkan foto yang kece dan eyecatching banget. Dengan keindahan panorama yang dimilikinya wajarlah jika gerbang tersebut dijuluki Gates Of Heaven. Namun untuk menuju gerbang tersebut, kamu harus menaiki ribuan anak tangga terlebih dahulu. Hati-hati ketika melangkah, karena tangganya lumayan curam. Hasil jepretan tersebut dapat menjadi bukti pengalamanmu ketika berkunjung ke Pura Lempuyang. Meski pura merupakan tempat beribadah umat Hindu, untuk kamu yang beragama lain diperbolehkan mengunjungi pura kok. 2. Candi Gelung Jaba Tengah bangunan yang sangat artistik. google maps. sumber 石川嘉秀 Daya tarik selanjutnya ialah sebuah tampilan arsitektur megah nan indah dengan banyak ornamen khas Bali. Bagian tempat beribadah berada di bagian dalam. Terletak di bagian yang paling tinggi. Sehingga untuk menuju ke area dalam pura harus melalui anak tangga yang tak jauh beda dengan sebelumnya. Yang membedakan ialah tangganya terdiri dari 3 buah yang menuju tiga buah pintu. Di awal tangga diapit oleh sepasang patung Naga Anantaboga dan Basuki, serta deretan Patung Pandawa. Yang mengandung arti setiap jenjang area memiliki makna yang berbeda-beda. 3. Pura Lempuyang Luhur Setelah mengunjungi Pura Penataran Agung Lempuyang, sempatkanlah untuk mengunjungi Pura Lempuyang Luhur yang lokasinya berada di puncak gunung. Sehingga dapat dipastikan untuk menuju lokasi kamu harus melakukan trekking terlebih dahulu Trekking yang dilalui yakni dengan melalui jalan setapak diantara rindangnya pepohonan. Udara yang dirasa sangat sejuk sekali, pastikan kamu menggunakan alas kaki yang tidak licin dan nyaman ya… rute menuju pura lempuyang luhur. google maps. sumber Billy Toddler Ketentuan Khusus Saat Mengunjungi Pura Lempuyang Pura Lempuyang merupakan tempat suci umat Hindu, sehingga terdapat beberapa aturan atau ketentuan ketika berada di pura. Ketentuan tersebut diantaranya Dilarang menggunakan pakaian terbuka. Setiap pengunjung yang datang wajib menggunakan kain yang diberikan sewaktu membeli tiket. Dilarang berciuman atau melakukan hal-hal tidak senonoh lainnya. Dilarang menggunakan gambar dengan menggunakan drone. Untuk wanita yang sedang haiid atau datang bulan, dilarang memasuki area pura. Beberapa ketentuan tersebut terpampang dengan jelas ketika berada di area Pura Lempuyang.
CanangSari merupakan ciptaan dari Mpu Sangkulputih yang menjadi sulinggih menggantikan Danghyang Rsi Markandeya di Pura Besakih.Canang sari ini dalam per sembahyang an penganut Hindu Bali adalah kuantitas terkecil namun inti (kanista=inti). Kenapa disebut terkecil namun inti, karena dalam setiap banten atau yadnya apa pun selalu berisi Canang Sari. Canang sari sering dipakai untuk
Harga - WITANo Telepon-AlamatJl. Pura Telaga Mas Lempuyang, Tri Buana, Abang, Karangasem, Bali, Indonesia, 80852Pura Lempuyang merupakan salah satu pura tertua yang sangat dihormati oleh masyarakat Bali sebab merupakan salah satu Sad Kahyangan Jagad. Yang mempunyai maka ” Enam Suaka Dunia ” serta apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan berbunyi “enam tempat peribadatan paling suci di bali.”Lokasinya yang terletak di kawasan ketinggian mdpl dengan ketinggian pura mencapai 600 meter., membuat pura ini seperti pura di atas Asal usul nama2. Sejarah puraObjek Wisata1. Jalan setapak2. Gates of heaven3. Monyet ekor panjang4. Candi Gelung Jaba TengahFasilitasLokasiRuteJam OperasionalHarga Tiket MasukTipsSejarah1. Asal usul namaYang pertamaSebetulnya terdapat beragam versi yang mengisahkan seputar sejarah asal muasal dari nama pura lempuyang yang ada di karangasem Bali yang pertama mengisahkan jika nama Lempuyang itu berasal dari kata ” lampu ” yang berarti sinar serta ” hyang ” yang berarti sebutan untuk Tuhan,Dengan pengambilan kata tersebut, maka arti dari pura lempuyang itu sama seperti sinar suci tuhan yang terang tersebut juga sesuai dengan lokasi pura ini yang ada di bagian Timur pulau Bali yang merupakan awal dari matahari terbit serat memberikan penerang untuk kehidupan di hal tersebut juga serasi dengan Pura Sad Kahyangan di Bali, yang mana di sisi Timur merupakan tempat Dewa Iswara ada lengkap dengan senjata Bajra – nya yang mempunyai simbol berwarna putih dalam bentuk sinar untuk memberikan keduaAsal muasal dari nama Lempuyang yang kedua yakni ada orang yang menyebutkan jika lempuyang merupakan nama dari sebuah jenis tanaman yang sering digunakan untuk dijadikan rempah dalam itu berhubungan dengan nama dusun atau banjar yang ada di area Pura Luhur Lempuyang dengan menggunakan nama tanaman seperti Bajar Gamongan serta ketigaSerta yang ketiga tau yang terakhir yakni asal muasal nama pura ini yang berasal dari kata ” empu ” atau memomong atau yang memiliki arti tersebut juga sejalan dengan keterangan yang menerangkan jika Hyang Pasupati mengutus ketiga putra beliau guna menjaga Bali diutus guna menjaga Bali Dwipa dari semua bentuk ancaman atau guncangan dari bencana alam atau yang lainnya, sehingga pulau Bali tersebut menjadi aman dan Desa Penglipuran2. Sejarah puraPura Lempuyang Luhur sebetulnya merupakan sebuah nama dari salah satu tujuh pura yang ada di area komplek candiSelain Pura Lempuyang, juga terdapat pura lainnya sepertiPura Lempuyang MadyaPura Telaga MasPura Telaga SawanganPura Puncak BisbisPura Pasar AgungPura Penataran LempuyangUntuk Pura Lempuyang Luhur sendiri merupakan pura utama yang menjadi pura paling tertinggi di dalam Komplek candi yang posisinya ada di sepanjang jalur pendakian tersebut menuju ke arah puncak Gunung Lempuyang atau yang juga disebut sebagai bukit gamongan di bagian Bali Luhur Lempuyang merupakan pura yang paling populer serta paling banyak dikunjungi oleh para wisatawan sekaran ini mempunyai karakteristik yang khas berupa gerbang putih candi bentar yang menjulang tinggi lengkap dengan tiga tangga naga dan juga tiga gerbang kori kutip dari wikipedia dan juga uraian dari tour guide asli yang terdapat di pura lempuyang karangasem, sejarah dari Pura Lempuyang ini mencatat jika komplek candi yang ada daerah karangasem ini ternyata didedikasikan untuk Ida Betara Hyang Iswara yang merupakan Dewa Penjaga Lempuyang Luhur ini menjadi tempat peribadatan untuk semua umat beragama Hindu di Pulau Bali yang tidak membedakan kasta, warna maupun dengan bhisama Sang Hyang Agni Jaya yang menyebutkan di dalam lontar Brahmanda Purana bahwa orang hindu bali wajib untuk minimal satu kali semasa usia hidupnya untuk menyempatkan sembahyang di Pura Lempuyang Luhur Luhur mempunyai susunan bangunan utama berdiri megah serta berada di lahan yang paling luas. Bangunan utama ini membentang diantara pegunungan sehingga membuat kawasan ini mempunyai udara yang kalian hendak berkunjung ke bangunan ini, maka kalian harus menaiki anak tangga sebanyak Pura UluwatuObjek Wisata1. Jalan setapakSeperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk mencapai lokasi pura, maka kalian harus berjalan kaki dengan melewati ratusan anak setapak sudah menggunakan beton yang terdiri atas jalur menanjak serta jalur Gates of heavenPada saat waktu sore menjelang malam, kalian dapat menikmati keindahan dari suguhan cahaya sunset yang terlihat berwarna ini sangat tepat digunakan untuk berfoto, tepatnya di bagian gerbang atau candi Bentar yang terdapat di Pura Lempuyang saking indahnya candi itu, kemudian banyak orang yang menyebutnya sebagai “Gates Of Heaven Bali”.Baca Tanah Lot3. Monyet ekor panjangMonyet yang berada di area pura lempuyang adalah hewan liar. Meski demikian, monyet – monyet tersebut tidaklah ini, jarang sekali ada catatan mengenai penyerangan monyet terhadap manusia, baik itu pada penduduk lokal, pemedek, maupun untuk berhati – hati, sebaiknya kalian tidak mengenakan perhiasan emas yang mencolok layaknya kalung panjang maupun anting yang kilau cahaya dari perhiasan semacam itu dapat memancing monyet untuk Candi Gelung Jaba TengahArsitektur yang diterapkan dalam pura ini sangatlah megah, indah serta cantik dengan ornamen khas tradisional Bali yang nampak jumawa dengan memisahkan sisi bagian luar pura dengan bagian tersebut seolah memisahkan sifat dari sifat keduniawian manusia dengan tujuan rohani serta mendekatkan diri dengan Sang tangga ke arah kawasan madya mandala yang nantinya menuju kawasan utama mandala Pura Penataran Agung Lempuyang juga telah diapit oleh sepasang patung Naga Anantaboga dengan disepanjang pura telah berjejer deretan patung Pandawa, mulai dari patung yang paling bawah yakni patung Sahadewa, Nakula, Arjuna, Bima, Yudistira serta yang paling atas terdapat patung Krisna yang terkenal sebagai penjelmaan dari dewa psikis letak tata lokasi dari berbagai patung tersebut memberikan penegasan pada masing – masing jenjang area yang mempunyai arti yang parkirToiletWarung kecilRest roomSpot fotoLokasiPura Lempuyang berada di alamat Jl. Pura Telaga Mas Lempuyang, Tri Buana, Abang, Karangasem, Bali, Indonesia, KutaKalian tinggal mengarahkan kendaraan kalian menuju ke arah kabupaten karangasem – gianyar – klungkung – sampai tiba di lokasi – kira kalian akan menempuh waktu perjalanan sekitar 2 jam menuju pura lempuyang, setibanya di karangasem untuk kalian yang membawa mobil carilah lokasi terminal kalian akan akan menitipkan kendaraan, kemudian kalian lanjutkan perjalanan dengan menggunakan mobil pick up menuju pura untuk kalian yang membawa motor dapat melanjutkan perjalanan ke arah puncak lokasi pura lempuyang dengan menggunakan motor dari lokasi terminal ke pura lempuyang dapat ditempuh dengan berkendara motor sekitar 30 motor di lokasi pura DenpasarKalian arahkan kendaraan kalian menuju kawasan Candi Dasa, kota kalian akan menempuh perjalanan kurang lebih salam 2 jam menuju Lempuyang Luhur. Selepas itu, kalian akan menjumpai plang papan nama besar yang berhubungan dengan lokasi pas pura OperasionalPura Lempuyang buka setiap harinya Senin – Minggu mulai dari pukul – Tiket MasukKategoriHarga TiketTiket Pura Lempuyang merupakan tempat yang suci, maka ada beberapa ketentuan yang harus kalian patuhi, antara lainDilarang mengenakan pakaian terbuka – Tidak semua yang berkunjung memperoleh izin untuk mendaki hingga ke atas memakai drone – Peringatan ini ditujukan untuk para fotografer. Walaupun diperkenankan untuk membidik gambar, namun pemakaian drone dilarang, hal tersebut bertujuan supaya tidak mengganggu proses ibadah. Salah satu alasannya yaitu karena ia mengenakan pakaian mini atau terbuka bahkan area bahu serta lutut juga harus tertutup. Aturan tersebut dikenakan guna menjaga kesucian dari pura sebagai pusat ritual ciuman – Berhubung. Di kawasan pura ini sangat religius sehingga semua bentuk ciuman sangat diharamkan di area mengenakan kain – Sebagai bagian dari tradisi disana, setiap orang yang berkunjung ke pura wajib untuk mengenakan sarung minimal selutut yang disewakan di pintu masuk wanita yang sedang datang bulan, tidak diperbolehkan untuk memasuki areal diperbolehkan untuk masuk dengan membawa makanan atau jika kalian sebelumnya memakan daging Babi Untukmemuja di Pura atau tempat suci tertentu, kita bisa menggunakan mantram lain yang disesuaikan dengan tempat dan dalam keadaan bagaimana kita bersembahyang. Yang diganti adalah mantram sembahyang urutan ketiga dari Panca Sembah, yakni yang ditujukan kepada Istadewata. Berikut ini contohnya: Skip to content Paket WisataRental MobilSewa Bus PariwisataSewa MotorKontakTravel Blog Pura Lempuyang Pura Lempuyang Bali termasuk salah satu pura tertinggi dan tertua yang ada di Bali dengan ketinggian mencapai mdpl. Dengan ketinggian tersebut pemandangan yang terlihat dari kawasan pura terlihat begitu mempesona berhias lautan awan dan latar Gunung Agung. Banyak wisatawan yang menjadikan pura ini sebagai destinasi wisata untuk mendapatkan foto terbaik selama liburan. Dengan keindahannya tersebut tidak heran bila tempat wisata Bali satu ini selalu ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Anda bisa mengunjungi Pura ini dengan mudah menggunakan paket gathering Bali yang ditawarkan dari biro perjalanan. Namun sebelum berkunjung mari simak terlebih dahulu beberapa hal menarik mengenai Pura ini Sejarah Pura Lempuyang Berdasarkan beberapa sumber dari Babad Bali, Pura ini telah berdiri sejak abad ke-8 Masehi saat dimulainya penyebaran Hindu di Indonesia. Pura ini serta sebagian besar pura di Bali dibangun Rsi Markandeya, orang suci yang juga menyebarkan Hindu di Bali. Pembangunan Pura ini ditujukan untuk memudahkan proses penyebaran agama Hindu di sekitar Gunung Agung yang dipercaya menjadi tempat bersemayam Dewa. Nama Lempuyang sendiri berasal dari kata Lampu atau cahaya dan Hyang yang berarti tuhan sehingga memiliki arti Cahaya Tuhan. Usia Pura ini sudah cukup lama, membuatnya menjadi salah satu pura tertua dan paling awal didirikan di Bali. Pada awal pembuatannya, bangunan Pura ini masih sangat sederhana karena hanya terbuat dari batu serta sebuah pohon besar. Namun setelah tahun 2001 Pura ini telah dipugar dan memiliki bangunan yang lebih kokoh sehingga nyaman untuk ibadah dan dikunjungi. Saat berkunjung, Anda bisa melihat bagaimana kemegahan bangunan pura tertua di Bali ini dengan pemandangan indah alam sekitarnya yang mempesona. Sekilas Tentang Pura Lempuyang Pura ini bisa disebut sebagai pura tertinggi di Bali karena berada pada ketinggian kurang lebih mdpl Gunung Lempuyang. Nama asli dari pura ini adalah Pura Penataran Agung Lempuyang atau lebih dikenal dengan nama Pura Lempuyang. Pura ini masih termasuk Pura Sad Kahyangan Jagad atau enam tempat suci yang ada di Bali bersama dengan Pura Besakih. Selain Pura Agung satu ini masih banyak pura lain yang dibangun di sekitar Gunung Lempuyang atau Bukit Bisbis ini. Saking banyaknya, terkadang para pengunjung sering salah tujuan saat ingin mengunjungi Pura Penataran Agung Lempuyang yang memiliki pemandangan paling indah. Beberapa pura tersebut di antaranya Pura Madya Lempuyang, Pura Pasar Agung Lempuyang, dan yang tertinggi Pura Lempuyang Luhur. Daya tarik utama dari Pura ini adalah keindahan pemandangan yang terlihat dari ketinggian dan berbagai spot pura yang instagenic. Bahkan wisatawan asing sering menyebut bagian gapura utama menuju Pura Penataran Agung Lempuyang ini sebagai The Gate of Heaven. Pura ini memiliki tiga tingkatan namun hanya tingkatan pertama saja yang bisa wisatawan manfaatkan untuk kunjungan dan berfoto. Dua tingkatan lainnya hanya buka untuk sembahyang atau saat upacara adat berlangsung selain itu wisatawan yang datang wajib menggunakan sarung. Aktivitas Menarik di Pura Lempuyang Pura ini sudah sangat terkenal sebagai destinasi wisata yang sangat menarik untuk Anda kunjungi saat berada di Bali. Ada berbagai macam hal menarik yang bisa Anda lakukan dan temukan di Pura ini saat berkunjung berikut beberapa di antaranya Trekking Menuju Pura Lempuyang Untuk mengunjungi setiap pura yang ada di kompleks Pura ini, Anda harus melewati ratusan hingga ribuan anak tangga. Total sekitar anak tangga yang menghubungkan setiap pura yang ada di komplek ini dengan puncak Lempuyang Luhur. Perjalanan biasanya bermula dari Pura Telaga Mas dan memerlukan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan untuk tiba di Lempuyang Luhur. Selama perjalanan Anda bisa menikmati kawasan hutan sekitar yang masih asri dan terasa sejuk dengan suara kicauan burung yang terdengar. Saat cuaca cerah Anda bahkan bisa melihat dengan jelas pemandangan Gunung Agung, kota Amlapura, hingga Pantai Amed. Jika Anda ingin mengunjungi Pura Penataran Agung ada sejumlah pantangan yang harus Anda patuhi seperti tidak boleh mengumpat atau memakan babi. Mengunjungi Pura Lainnya Anak tangga yang membentang dari bawah hingga Pura ini Luhur tersambung dengan sejumlah pura lain yang ada di sekitarnya. Saat melewati anak tangga tersebut Anda bisa mampir ke pura lain yang juga memiliki banyak keindahan serta panorama menawan. Salah satunya tentu saja Pura Penataran Agung Lempuyang yang sudah sangat terkenal dengan keelokan pemandangan perkotaannya. Selain itu adapun Pura Pasar Agung Lempuyang yang terkenal dengan bangunan putih dan kawanan monyet yang sering terlihat berkeliaran. Bila Anda masih memiliki tenaga bisa lanjutkan ke puncak tertinggi, tepatnya di Pura Lempuyang Luhur berada. Dengan mengunjungi setiap pura yang ada di komplek Pura ini, Anda bisa melihat langsung bagaimana megahnya pura tertua di Bali. Berfoto di Spot Instagenic Sekitar tahun 2019 Pura ini sempat viral dengan foto instagenic yang menggambarkan pemandangan indah pura yang seperti di atas awan. Foto ini bisa Anda dapatkan dengan bantuan dari fotografer yang siap mengambil gambar menarik dari Pura ini untuk Anda. Spot yang selalu jadi pilihan wisatawan adalah spot gapura putih khas bangunan Bali yang menghadap langsung pemandangan indah Gunung Agung. Bahkan banyak wisatawan rela antre hingga berjam-jam hanya untuk bisa mendapat giliran berfoto di gapura tersebut. Selain itu Anda juga bisa berfoto di tangga menuju tingkat kedua Pura Penataran Agung Lempuyang yang terlihat begitu menawan. Dengan mengunjungi Pura ini khususnya Pura Penataran Agung Lempuyang sudah pastikan akan mendapat banyak foto menarik selama liburan. Menikmati Pemandangan Sekitar Sambil menunggu giliran Anda berfoto di Pura ini, Anda bisa menikmati pemandangan indah yang tersaji di sekitar Pura ini. Bahkan saat Gunung Agung erupsi, Pura ini menjadi salah satu lokasi paling ramai mendapat kunjungan wisatawan yang ingin melihat langsung Gunung Agung. Pesona keindahan dari Pura Penataran Agung Lempuyan juga semakin terlihat indah saat matahari terbit dan saat tenggelam. Langit yang berwarna jingga dan awan yang keemasan terkena sinar matahari tampak begitu menawan melewati celah gapura utama pura. Tidak sedikit pengunjung yang rela menunggu momen tersebut untuk bisa mendapatkan foto terbaik dan terindah di Pura ini. Semua penat dan bosan Anda dari rutinitas harian bisa hilang sendirinya dengan mengunjungi dan menikmati keindahan pura ini yang begitu menawan. Harga Tiket Masuk Pura Lempuyang Untuk masuk kawasan Pura ini Anda perlu mempersiapkan biaya yang cukup mahal per orangnya. Namun dari harga tersebut, Anda sudah bisa menikmati berbagai hal menarik dari Pura ini dengan puas. Retribusi Tarif Tiket Masuk Wisatawan Harga yang tercantum di dalam tabel sewaktu-waktu dapat berubah tergantung kebijakan dari pihak pengelola. Namun daftar di atas bisa Anda jadikan bahan pertimbangan dan perkiraan biaya yang Anda perlukan saat akan mengunjungi Pura ini. Anda juga bisa mengunjungi Tempat Wisata di Bali lainnya dengan mudah menggunakan Paket Wisata dari biro perjalanan. Paket ini juga memungkinkan Anda menikmati berbagai macam makanan khas Bali atau membeli oleh-oleh khas Bali yang Anda inginkan. Lokasi Pura Lempuyang Pura Lempuyang berada di daerah Bunutan, Abang, Seraya Barat, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem sekitar 10 km dari Tirta Gangga. Jaraknya sekitar 78 km dari Kota Denpasar dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Anda bisa mendapatkan rute terbaik menuju Pura ini dengan menggunakan petunjuk navigasi dari Google Map dari titik Anda berada. Bisa pula dengan memanfaatkan jasa sopir dari rental mobil innova Bali atau biro perjalanan yang siap mengantar Anda langsung ke lokasi. Jam Operasional Pura Lempuyang Untuk tujuan wisata Pura Lempuyang bisa Anda kunjungi setiap hari mulai pukul WITA hingga pukul WITA. Di antara jam tersebut, waktu sore menjelang matahari terbenam menjadi waktu terbaik untuk Anda mengunjungi Pura ini. Usahakan juga untuk datang saat musim kemarau atau saat cuaca cerah agar Anda bisa terhindar dari hujan saat berkunjung. Dengan begitu Anda bisa menikmati keindahan Pura ini dengan puas tanpa terganggu langit mendung atau cuaca buruk. Related PostsBagikan Artikel Ini Ke Page load link SewaApartemen, Rumah & Villa di Bali Dekat Pura Lempuyang | Bisa Dicicil Banyak Promo Tersedia Pembayaran Transfer Layanan 24 Jam Pilihan Lengkap di Travelio Bali terkenal dengan pulau Seribu Pura, sehingga tidak mengherankan anda bisa menemukan dengan mudah keberadaan pura tersebut. Sejumlah pura juga merupakan warisan budaya masa lalu yang menyimpan berbagai kisah sejarah dan keunikan tersendiri. Salah satunya adalah Pura Lempuyang Luhur, pura ini sangat populer dan dikenal oleh kalangan warga Hindu di Bali, karena merupakan salah satu pura penting yang ada di pulau Dewata Bali. Bahkan sejumlah wisatawan juga tertarik dengan keberadaan Pura Lempuyang Luhur ini, walaupun harus mendaki dan trekking menuju puncak Gunung Lempuyang, namun tentunya akan memberikan pengalaman baru yang istimewa, oleh sebab itulah Pura Lempuyang Luhur ini bisa melengkapi peta wisata di kawasan Bali Timur. Disebutkan dalam sejumlah prasasti kuno dan lontar, bahwa 3 buah pura besar sering disebut diantaranya Pura Besakih, Ulun Danu Batur dan juga Pura Lempuyang Luhur, dan pura tempat pemujaan agama Hindu tersebut diduga adalah pura tertua di Bali, yang diperkirakan sudah ada sejak jaman Pra Hindu Buddha. Pura Lempuyang Luhur sendiri terletak di Puncak Bukit Bisbis atau di kenal dengan Gunung Lempuyang di Kabupaten Karangasem. Pura Lempuyang Luhur diyakini sebagai stana Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manisfestasinya sebagai Sang Hyang Geni Jaya atau dewa Iswara, dalam pura Sad Kahyangan di Bali menempati arah mata angin bagian Timur. baca juga pura Penataran Agung Lempuyang >>>> Perlu diketahui juga, wisatawan banyak mengenal nama Pura Lempuyang, kalau tujuan mereka untuk wisata foto dengan suguhan pemandangan indah Gunung Agung, maka tempat yang dimaksud adalah Pura Penataran Agung Lempuyang. Penataran Agung terletak di desa Purwayu, pura ini juga terletak di kawasan Gunung Lempuyang tapi terletak di lareng gunung, sedangkan pura Lempuyang Luhur terletak di puncak gunung. Pura Penataran Agung Lempuyang memang sekarang ini sedang hits dan populer sebagai tujuan wisata tour di wilayah Bali Timur Karangasem, pura menyuguhkan pemandangan alam yang indah, dari sini anda bisa menyaksikan keindahan Gunung Agung, alamnya cantik dan instagramable. Ada beberapa versi yang menyebutkan tentang keberadaan dan sejarah Pura Lempuyang Luhur, nama Lempuyang berasal dari kata “lampu” yang artinya sinar dan “hyang” berarti sebutan untuk Tuhan, sehingga berarti sinar suci tuhan yang terang benderang. Letaknya pada sisi Timur pulau Bali yang mana awal dari matahari terbit yang memberikan penerang bagi kehidupan di bumi, sesuai dengan Pura Sad Kahyangan di Bali, posisi sebelah Timur adalah Dewa Iswara dengan senjata Bajra, simbol warna putih dalam bentuk sinar untuk memberikan penerangan. baca juga objek wisata pura di Bali >>>> Asal-usul nama Lempuyang ada yang menyebutkan kalau lempuyang adalah jenis tanaman yang digunakan untuk bahan atau bumbu memasak, hal tersebut terkait juga dengan nama-nama banjar dusun yang ada di sekitar Pura Luhur Lempuyang menggunakan nama jenis tanaman tersebut seperti Banjar Gamongan dan Bangle. Ada yang menyebut juga sejarah nama Lempuyang berasal dari kata “empu” atau memomong yang diartikan menjaga, dan itu berkaitan dengan sumber yang menyebutkan bahwa Hyang Pasupati mengutus ketiga putra beliau untuk menjaga Bali Dwipa dari segala guncangan dan bencana alam, sehingga pulau Bali tersebut bisa stabil. Sejarah tentang keberadaan Pura Lempuyang Luhur ini, seperti dikutip dalam lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul, yang disebutkan; bahwa Sang Hyang Parameswara atau Sang Hyang Pasupati membawa potongan Gunung Mahameru dari Jambhu Dwipa India. Kemudian potongan puncak Gunung Mahameru dibagi menjadi 3 buah bagian besar dan juga bagian-bagian kecil lainnya, tiga bagian besar tersebut puncaknya menjadi Gunung Agung, bagian tengahnya menjadi Gunung Batur dan Gunung Rinjani di Lombok. Bagian-bagian kecil dari Gunung Mahameru tersebut menjadi gunung Lempuyang, Gunung Tapsahi, Siladnyana, Pengelengan, Beratan, Nagaloka, Batukaru, Pulaki, Bukit Rangda, Puncak Sangkur, Teratai Bang, Andhakasa, Padang Dawa, Seraya dan Uluwatu. lanjut baca sejarah Pura Uluwatu >>>> Dalam lontar tersebut juga dinyatakan bahwa Sang Hyang Parameswara menugaskan putra beliau yaitu Sang Hyang Agni Jaya Sakti turun ke Bali dengan tujuan untuk menjaga kesejahteraan Bali, kemudian Sang Hyang Agni Jaya Sakti berstana di Pura Luhur Lempuyang, berikut juga dengan dewa-dewa yang lain. Pura Lempuyang Luhur memang memiliki status penting akan keberadaan pura di Bali sama seperti keberadaan pura Besakih. Lontar Bali kuno juga menyatakan tiga buah pura besar di Bali tersebut adalah pura Besakih, Ulun Danu Batur dan pura Lempuyang. Jadi Pura Luhur Lempuyang adalah tempat persembahyangan seluruh umat Hindu di Bali apapun kasta, warna atupun keturunan orang tersebut, sepanjang mereka adalah umat Hindu. Karena itu orang Hindu Bali tidak boleh lupa akan keberadaan Pura Lempuyang Luhur, sesuai dengan bhisama Sang Hyang Agni Jaya yang tertulis dalam lontar Brahmanda Purana, wajib minimal dalam sekali seumur hidup untuk bisa sembahyang di Pura Lempuyang Luhur ini. Jro mangku pengempon Pura Lempuyang Luhur juga mengatakan bagi mereka yang ingin mulai belajar ilmu pengetahuan, apalagi tentang kerohaniawan agama Hindu akan baik sekali untuk sembahyang dan mohon restu di Pura Lempuyang Luhur. baca juga jenis pura di Bali dan fungsinya >>>> Pengemong dari Pura Lempuyang Luhur adalah krama Pemaksan desa Purayu dan Jumenang. Di pura ini ada Tirta Pingit yang berasal dari air suci dari dalam batang pohon bambu. Untuk mereka yang melakukan upacara-upacara besar, mereka nunas memohon Tirta Pingit tersebut di Pura Lempuyang Luhur. Akses atau jalur menuju Pura Lempuyang Luhur Pura Lempuyang Luhur, berada di puncak gunung Lempuyang, di kawasan gunung ini sendiri terdapat banyak tempat suci pura. Pada saat anda menuju atau menapaki jalan menuju puncak, maka anda akan bertemu sejumlah pura, sesuai jalur atau rute searah yang anda lalui. Ada 4 jalur atau rute menuju Pura Lempuyang Luhur. Rute yang populer adalah dari desa Purwayu yang mana pada jalur ini ada juga pura Penataran Agung Lempuyang yang menjadi salah satu objek wisata populer di wilayah Karangasem yang juga dikenal sebagai “the Gate of Heaven” karena keindahan pemandangan alam dari pura tersebut. baca juga paket Lempuyang Tour di bali Timur >>>> Setelah pura Penataran Agung Lempuyang, pura Telaga Mas, dan dari pura Telaga Mas ini anda akan menapaki sekitar anak tangga, ketemu dengan Pura Pasar Agung Lempuyang baru terakhir Pura Lempuyang Luhur. Akses jalan lainnya bisa juga dari Br. Batu Gunung, Desa Bukit melewati Pura Angrekasari, melewati lokasi Tirta Suniamerta, kemudian Tirta Jagasatru, Tirta Manik Ambengan, ketemu Pura Penataran Silawana Hyangsari, Tirta Sudamala, Tirta Empul, Pura Windusari, Pura Pasar Agung dan terakhir Pura Lempuyang Luhur. Akses atau jalur yang ketiga jalur melalui Banjar Gamongan, melewati Pura Lempuyang Madya, terus naik ke Pura Telaga Sawang, Pura Pasar Agung baru kemudian Pura Lempuyang Luhur. Akses jalan ke-4 bisa melalui Banjar Jumenang, desa Bukit, Karangasem melewati Pura Penataran Kenusut, Pura Pasar Agung penyawangan dan naik ke Lempuyang Luhur. Anda bisa memilih rute-rute yang diinginkan sesuai keperluan persembahyangan anda di sejumlah pura yang akas dilewati. Dan juga bisa mempertimbangkan dan membandingkan akses ke puncak dengan jarak yang lebih dekat. Sejumlah pantangan atau Larangan di Pura Lempuyang Luhur Sesuai dengan keyakinan umat dan juga arahan dari Jro Mangku, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan yang merupakan pantangan ataupun larangan bagi mereka yang ingin bersembahyang ataupun hanya wisata ke Pura Lempuyang Luhur, berikut infonya; Sarana persembahyangan tidak boleh menggunakan sarana pisang emas. Tidak boleh mengajak anak yang sedang menyusui atau yang belum tanggal gigi. Dilarang memakai perhiasan dari emas. Pantang berbicara kasar, tidak sopan dan bilang “lelah” atau “capek”. Larangan bagi mereka yang sedang haid dan cuntaka ada keluarga meninggal. Pantangan membawa daging babi. Demikian sejumlah pantangan dan larangan yang perlu diperhatikan, jika hendak tangkil datang sembahyang ke Pura Lempuyang Luhur, dan hendaknya sejak awal ada niat bersembahyang hati dan pikiran kemudian perkataan dan perbuatan harus disucikan, agar semua berjalan dengan baik dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. *dikutip dari berbagai sumber. . 203 136 412 189 100 322 363 436

urutan sembahyang di pura lempuyang